Home » Biodata » Logo Kabupaten Tapanuli Selatan dan Biografi Lengkap

Logo Kabupaten Tapanuli Selatan dan Biografi Lengkap

Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Ibukotanya adalah Sipirok. Daerah ini awalnya merupakan daerah yang cukup luas, dan beribukota di Padang Sidempuan.

Table of Contents

Daerah yang telah terpisah dari Kabupaten Tapanuli Selatan diantaranya adalah Kabupaten Mandailing Natal, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kabupaten Padang Lawas. Setelah pemekaran, ibu kota kabupaten dipindahkan ke kecamatan Sipirok. Luas wilayah Tapanuli Selatan adalah 6.030,47 km² dan jumlah penduduknya pada tahun 2021 adalah 314.887 jiwa (2021).

Si kabupaten ini terdapat objek wisata Danau Marsabut dan Danau Siais. Bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya adalah bahasa Batak Angkola. Agama mayoritas penduduknya adalah Islam. Motto daerah kabupaten ini adalah “Sahata saoloan” (Bahasa Angkola), yang berarti “Seiya sekata”.

Geografi

Batas Wilayah

Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara di sebelah utara.
Berbatasan dengan kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara di sebelah timur.
Berbatasan dengan kabupaten Mandailing Natal di sebelah barat.
Tepat di tengah wilayahnya, terdapat kota Padang Sidempuan yang seluruhnya dikelilingi oleh kabupaten ini.

Topografi

Secara garis besar, kawasan ini dilintasi oleh Pegunungan Bukit Barisan, sehingga membuat perbukitan di mana-mana. Daerah ini masih memiliki kawasan resapan air di kawasan hutan Batang Toru yang masih kaya akan flora dan fauna langka seperti kancil, rusa, kelinci, harimau, kucing hutan, tapir, anggrek hutan dan lain-lain. Dan sekarang sudah diusulkan menjadi kawasan hutan lindung. Karena sudah sangat rentan terhadap perambahan hutan yang mengancam kehidupan yang ada di daerah tersebut.

Terdapat beberapa bukit dan gunung yang terkenal, seperti Gunung Lubuk Raya, Gunung Sibual-buali (yang masih aktif dan memiliki geyser dan sumber air panas yang ditampung dalam dua kolam pemandian umum di kawasan Sipirok, bukit (tor) Simago-mago dan lain-lain.

Demografi

Suku

Penduduk asli Tapanuli Selatan adalah suku Batak Angkola, yang masih dekat dengan suku Batak Toba. Selain suku Batak Angkola, ada suku lain, umumnya adalah Batak Toba dan Mandailing. Meskipun sering disamakan, namun suku Angkola dan Mandailing adalah suku yang berbeda.

Suku Batak Angkola mengenal paham kekerabatan patrilineal, sehingga orang Batak mengenal marga. Marga-marga orang Batak Angkola antara lain Siregar, Harahap, Hashibuan, Rambe, Daulay, Tanjung, Ritonga, Pane, Lubis, Nasution, Hutasuhut, dan lainnya. Masyarakat Batak Angkola juga mengenal akan larangan pernikahan antar semarga.

Rumah adat masyarakat Batak Angkola disebut Bagas Godang dan mirip dengan Rumah Bolon dalam suku Batak Toba, namun keduanya secara harfiah memiliki arti yang sama yakni Rumah Besar. Bagas Godang berbentuk rumah panggung, dan didominasi warna hitam dengan atap ijuk dan dinding papan. Lain halnya dengan Bagas Godang, jika Jabu Bolon banyak ditambahkan hiasan kepala kerbau.

Bahasa

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Tapanuli Selatan selain bahasa Indonesia adalah bahasa Batak Angkola. Bahasa Batak Angkola digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan acara adat. Bahasa Angkola sedikit lebih lembut dari bahasa Batak Toba. Namun, orang Batak Angkola lebih mudah memahami bahasa Batak Toba dan Mandailing dibandingkan dengan bahasa sub-Batak lainnya, yakni Simalungun, Karo, dan Pakpak.

Ekonomi

Pada umumnya mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebagai petani dan berkebun. Hasil pertanian yang terkenal adalah kopi, padi, salak, karet, kakao, kelapa, kayu manis, kemiri, cabai, bawang merah, daun bawang, dan sayuran.