Logo Kabupaten Musi Rawas Dan Biografi Lengkap
Kabupaten Musi Rawas adalah kabupaten di provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 6.357,17 km² dan jumlah penduduk sebanyak 384.333 jiwa dengan kepadatan 0,60/km².
Sejarah
Awalnya, Musi Rawas termasuk dalam wilayah karesidrnan Palembang (1825-1966). Hal ini diawali oleh jatuhnya Kesultanan Palembang dan perlawanan Benteng Jati serta Enam Pasirah dari Pasemah Lebar ke tangan pemerintah Belanda.
Sejak itu, Belanda telah memperluas dan mengorganisir pemerintahan terhadap wilayah Ulu Palembang yang berhasil dikuasainya. Sistem yang digunakan adalah dekonsentrasi. Selanjutnya, karesidenan Palembang dibagi menjadi wilayah binaan (afdeling), yaitu:
- Afdeling Banyu Asin en Kubustreken, beribukota di Palembang
- Afdeling Palembangsche Beneden Landen, beribukota di Baturaja
- Afdeling Palembangsche Boven Landen, beribukota di Lahat
Afdeling Palembangsche Boven Landen dibagi menjadi beberapa Onder Afdeling (Oafd):
- Oafd Lematang Ulu, beribukota di Lahat
- Oafd Tanah Pasemah, beribukota di Bandar
- Oafd Lematang Ilir, beribukota di Muara Enim
- Oafd Tebing Tinggi Empat Lawang, beribukota di Tebing Tinggi
- Oafd Musi Ulu, beribukota di Muara Beliti
- Oafd Rawas, beribukota di Surulangun Rawas
Setiap Afdeling dipimpin oleh seorang Asistent Residen yang membawahi Onder Afdeling yang dikepalai oleh Controleur (Kontrolir). Setiap Onder Afdeling juga membawahi Onder Distric dengan Demang sebagai pimpinannya. Musi Rawas berada pada Afdeling Palembangsche Boven Landen.
Pada tahun 1907, Onder Distric Muara Beliti dan Muara Kelingi digabung menjadi satu Onder Afdeling, yaitu Onder Afdeling Musi Ulu. Pada tahun 1933, jaringan kereta api Palembang-Lahat-Lubuk Linggau (dibuat antara tahun 1928 dan 1933) dibuka pemerintah Belanda. Akibatnya, ibu kota Oafd Musi Ulu, Muara Beliti dipindahkan ke Lubuk Linggau, yang menjadi cikal bakal ibu kota Kabupaten Musi Rawas.
Pada tanggal 17 Februari 1942, kota Lubuk Linggau diduduki oleh Jepang, dan pada tanggal 20 April 1943, para Kepala Oafd Musi Ulu Controleur De Mey dan Aspirant Controleur Ten Kate menyerahkan jabatannya tersebut kepada Jepang.
Jepang mengubah instansi dan jabatan menjadi bahasa Jepang. Perubahan inilah yang menjadi titik tolak hari jadi Kabupaten Musi Rawas.
Keadaan Alam
Secara keseluruhan, Musi Rawas memiliki topografi yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Wilayah kabupaten ini memiliki ketinggian antara 25 sampai 1000 meter di atas permukaan laut.
Secara umum kondisi tanah Musi Rawas cocok untuk perkebunan, khususnya perkebunan karet. Hal ini sangat mendukung perekonomian masyarakat yang banyak menggantungkan hidupnya pada perkebunan.
Kondisi tanah di Kabupaten Musi Rawas dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain jenis aluvial, litosol, asosiasi latisol, regosol, podsolik, dan asosiasi podsolik.
Logo Kabupaten Musi Rawas
Pariwisata di Kabupaten Musi Rawas
Beberapa objek wisata di Kabupaten Musi Rawas yang menarik unruk dikunjungi diantaranya:
- Danau Aur
- Danau Gegas
- Bukit Cogong
- Curug Tinggi
- Curug Panjang Durian Remuk
- Air Terjun Tengkuyung
- Sungai Rawas
- Air Terjun Kati
- Gua Batu Napalicin
- Air Terjun Satan