Logo Kabupaten Bener Meriah dan Biografi Lengkap
Kabupaten Bener Meriah adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah yang terdiri dari tujuh kecamatan. Beribukota di Simpang Tiga Redelong, Kabupaten Bener Meriah meliputi wilayah seluas 1.454,09 km² yang terdiri dari 10 kecamatan dan 233 desa. Penduduk terbesar di wilayah ini adalah suku Gayo, suku Aceh dan suku Jawa. Bahasa Gayo, bahasa Aceh, dan bahasa Jawa dituturkan oleh kebanyakan orang selain bahasa Indonesia. Bener Meriah memiliki Bandara Rembele yang melayani Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Geografi
Wilayah Bener Meriah terletak pada 4° 33 50 – 4° 54 50 Lintang Utara dan 96° 40 75 – 97° 17 50 BT, dengan ketinggian rata-rata 100-2.500 meter di atas permukaan laut.
Batas Wilayah
Kabupaten Bener Meriah memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut
- Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireuen di sebelah utara
- Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur di sebelah timur
- Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah di sebelah selatan
- Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah di sebelah barat
Sejarah
Kabupaten Bener Meriah merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah berdasarkan undang-undang nomor. 41 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 berkaitan dengan pembentukan Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh. Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada 7 Januari 2004.
Etimologi
Nama Bener Meriah diperkirakan berasal dari Beuner Meria, putra Raja Linge XIII. Syair Mude Kala mengatakan bahwa ketika masih kecil, Beuner Meria dan adiknya yang bernama Sengeda dibawa ke Kesultanan Aceh oleh ibu mereka setelah kematian ayah mereka. Kemudian, tahta Kerajaan Linge dipegang oleh Raja Linge XIV, yang merupakan kakak dari Raja Linge XIII.
Saat mereka dewasa, Beuner Meria dan Sengeda kembali ke Linge dan menuntut takhta dari paman mereka. Sayangnya, sang paman justru menghukum mati kedua kakak beradik tersebut. Legenda mengatakan bahwa Beuner Meria tidak mati dan menjelma menjadi seekor gajah putih, sedangkan nyawa Sengeda diselamatkan oleh algojo yang akan mengeksekusinya.
Keberadaan gajah putih ini terdengar oleh Sultan Aceh. Sultan Aceh meminta agar gajah putih ini dihadiahkan kepadanya. Saat tiba di ibukota Kesultanan Aceh, gajah putih ini mengamuk. Sengeda berhasil menjinakkan serangan amarah gajah putih ini. Kemudian dia berbicara tentang asal usul gajah putih ini. Kemudian, Sultan Aceh memerintahkan untuk mengeksekusi Raja Ringe XIV, namun sang ibu dari Beuner Meria memaafkannya. Raja Linge XIV hanya dihukum untuk membayar denda.
Akhirnya, Sengeda diangkat menjadi Raja Linge dengan gelar Raja Linge XV. Di sisi lain, nama Beuner Meria diabadikan sebagai salah satu nama daerah di Tanah Gayo.
Demografi
Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Bener Meriah berjumlah 122.277 jiwa, terdiri dari 62.059 laki-laki (50,75% dari total penduduk) dan 60.218 perempuan (49,25% dari total penduduk). Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan relatif seimbang dari tahun 2000 hingga 2010. Dilihat dari persebarannya, penduduk terbesar berada di Kecamatan Bandar, yaitu 22.046 jiwa atau 18,03% dari total penduduk Bener Meriah. Kecamatan Syiah Utama memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 1.298, atau 1,06% dari total penduduk.
Wacana Penggantian Nama
Pada 2 Juni 2020, Camat Syiah Utama menyampaikan aspirasinya untuk mengubah nama Kabupaten Bener Meriah kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Takengon. Gubernur Aceh menyambut baik usulan tersebut. Nama-nama lain seperti Tanoh Gayo, Pintu Rime Gayo, dan Gayo Antara juga diusulkan dalam diskusi. Sebelumnya, usulan ini juga pernah disampaikan kepada Bupati Bener Meriah oleh ketua Forum Reje Syiah Utama. Ada dua alasan utama perubahan nama ini. Pertama, nama Bener Meriah berasal dari nama orang baik yang terbunuh karena kedengkian dan kekuasaan, sehingga mungkin bisa membawa masalah. Kedua, tidak ada kabupaten lain di Indonesia yang menggunakan nama orang.
Logo Kabuten
Pariwisata
Kabupaten Bener Meriah memiliki tempat wisata populer yang sayang untuk dilewatkan, diantaranya:
- Air Terjun Tansaran Bidin
- Burni Telong
- Air Terjun Berawang Tampu
- Air Terjun 7 Bidadari
- Air Terjun Reje
- Gunung Geureudong
- Air Terjun Tembolon
- Wisata Pemandian Air Panas
- LUT ATAS