Home » Biodata » Logo Kabupaten Agam dan Biografi Lengkap

Logo Kabupaten Agam dan Biografi Lengkap

Agam adalah sebuah kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Nama kabupaten ini didasari oleh Tambo, dimana sebelumnya beberapa Nagari di kawasan kabupaten ini dulunya dikenal dengan nama Luhak Agam. Kata Agam dalam bahasa Minang hanya untuk merujuk pada nama suatu kawasan, tetapi jika dirujuk dari bahasa Ibrani (agam), dapat berarti danau, kolam, rawa, dan dapat juga serumpun dengan agamon yang berarti alang-alang.

Table of Contents

Sejarah

Kabupaten ini berasal bermula dari kumpulan beberapa nagari yang ada di wilayah Luhak Agam, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan jni dijadikan Onderafdeeling Oud Agam dengan Bukittinggi sebagai ibu kota pada saat itu. Selanjutnya, pada bulan Agustus 1998, ketika Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1998 yang ditetapkan pada tanggal 7 Januari 1998, ibu kota kabupaten Agam secara resmi dipindahkan ke Lubuk Basung.

Geografis

Kabupaten Agam terletak pada koordinat 00º01’34”-00º28’43” Lintang Selatan dan 99º46’39”-100º32’50” Bujur Timur, dan meliputi wilayah seluas 2.232,30 km² atau 5,29% dari luas wilayah Sumatera Barat yang mencapai 42297,30 km². Kabupaten ini dilalui wilayah pegunungan yang dibentuk oleh dua jalur basin, yaitu Batang Agam di utara dan Batang Antokan di selatan. Pulau Tangah dan pulau Ujung adalah dua pulau yang ada di kabupaten Agam yang masing-masing memiliki luas 1 km².

Kabupaten Agam memiliki garis pantai sepanjang 43 km, dengan sungai-sungai kecil seperti Batang Agam dan Batang Antokan yang mengalir ke Samudera Hindia. Di kawasan ini terdapat dua gunung yaitu Gunung Marapi di Kecamatan Banuhampu dan Gunung Singgalang di Kecamatan IV Koto dengan ketinggian masing-masing 2.891 meter dan 2.877 meter. Selain itu, terdapat sebuah danau bernama Danau Maninjau di kecamatan Tanjung Raya yang luasnya mencapai 9,95 km².

Lebih dari 38,1% wilayah kabupaten ini, atau sekitar 85 km² masih berupa daerah yang tertutup hutan lebat. Hutan-hutan tersebut, selain menjadi cadangan air, juga menaungi berbagai satwa yang dilindungi, seperti harimau Sumatera, rusa, kijang, siamang, dan berbagai jenis burung seperti burung kuau, burung muo, burung ketitiran, burung pungguk, dan burung balam.

Batas Wilayah

Kabupaten Agam memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat di sebelah Utara
Berbatasan dengan Kabupaten Lima Puluh Kota di sebelah timur
Berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar di sebelah selatan
Berbatasan dengan Samudera Hindia di sebelah Barat

Topografi

Ketinggian wilayah Kabupaten Agam sangat bervariasi, mulai dari 0 meter hingga 2.891 meter di atas permukaan laut, dengan Gunung Marapi di kecamatan Banuhampu pada titik tertingginya. Topografi di bagian barat kabupaten ini relatif datar dengan kemiringan kurang dari 8%, sedangkan bagian selatan dan tenggara relatif curam dengan kemiringan lebih dari 45%. Berdasarkan kemiringan wilayahnya, Kabupaten Agam dibagi menjadi 4 kawasan, yaitu:

Kemiringan 0-2%, daerah datar seluas 65.340 Ha.
Kemiringan 2-15%, daerah landai seluas 28.482 Ha.
Kemiringan 15-40%, daerah berombak, berbukit, sampai terjal seluas 41.612 Ha.
Kemiringan > 40%, daerah kemiringan sangat terjal seluas 77.024 Ha.

Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Agam mencapai 445.387 jiwa pada sensus 2008, terdiri dari 215.097 laki-laki dan 230.290 perempuan. Kecamatan Lubuk Basung memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu 62.131 jiwa. Dengan luas wilayah 2.232,30 km² dan jumlah penduduk 445.387 jiwa, maka tingkat kepadatan penduduk kabupaten ini dapat ditentukan sebesar 199/km², dan Kecamatan IV Angkek merupakan kecamatan terpadat, yaitu mencapai 1.223 jiwa per km².

Ekonomi

Mata pencaharian utama masyarakat Kabupaten Agam adalah bidang pertanian dan padi merupakan produk unggulan, produksi padi dari daerah ini dapat mencapai 12.992 ton. Padi dan sayuran seperti kubis, kentang, tomat, cabai dan wortel merupakan produk pertanian yang sangat dominan dan merupakan pemasok utama ke daerah lain.

Kabupaten ini menggunakan lahan untuk tanaman pangan yang sudah mencakup sekitar 36% dari luas wilayahnya. Selain itu, pengembangan produk sayuran sangat didukung oleh kondisi fisik wilayah ini yang sebagian besar berada di dataran tinggi.

Kabupaten Agam juga memiliki potensi di sektor perkebunan, terutama dengan produk unggulannya yaitu kelapa sawit. Permintaan minyak sawit di pasar internasional juga sangat tinggi, sehingga nilai ekspor dari minyak sawit sangat tinggi. Selain itu, Kabupaten Agam memiliki komoditas unggulan lainnya seperti kakao dan kopi. Tanaman lain yang menghasilkan produksi besar adalah tebu dan kulit manis, walaupun volumenya tidak sebesar kelapa sawit.

Sementara itu, pengembangan perikanan selain dari hasil laut adalah pengembangan perikanan air tawar seperti ikan nila, juga terus ditingkatkan khususnya di Kecamatan Tanjung Raya dan Lubuk Basung. Pola budidaya intensif ini dilakukan di Kolam Air Tawar (KAT) 544,94 hektar, Kolam Jaring Apung (KJA) 595, Unit Keramba (KRB) 440 unit, dan sawah (SWH) 37,70 hektar. Dan hasil perikanan ini dapat diekspor, terutama dalam bentuk fillet ikan nila.

Saat ini, kegiatan penambangan di wilayah Agam belum terkelola dan dikembangkan, padahal tersimpan mineral strategis di bawah tanah yang belum tersentuh sama sekali. Di kawasan Agam terdeteksi zona alterasi dan mineralisasi yang membawa mineral logam, endapan pasir besi, serta bahan galian industri sekitar 12 jenis.