Logo Kabupaten Aceh Tamiang dan Biografi Lengkap
Kabupaten Aceh Tamiang adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Aceh Timur dan terletak di perbatasan Sumatera Utara dengan Aceh. Kabupaten ini mempunyai wilayah seluas 1.956,72 km² dan penduduk sebanyak 300.618 jiwa
Kabupaten ini terletak di jalur strategis timur Sumatera, hanya sekitar 250 km dari kota Medan, sehingga akses barang dan harga kawasan ini relatif lebih murah dibandingkan wilayah Aceh lainnya. Selain itu, wilayah ini relatif aman pada masa pemerintahan GAM. Ketika Seruan GAM untuk mogok diberlakukan di seluruh Aceh, Hanya wilayah ini, terutama kota Kuala Simpang, yang aktivitas ekonominya tetap berjalan.
Sejarah Kata Tamiang
Nama Tamiang berasal dari legenda “Te-Miyang” atau “Da-Miyang” yang artinya tidak terkena gatal atau kebal gatal dari miang bambu. Hal ini terkait dengan kisah sejarah Raja Tamiang bernama Pucook Sulooh. Ketika masih bayi, ia ditemukan di atas tumpukan betong bambu (istilah Tamiang adalah Bulooh) oleh seorang raja berjulukan “Tamiang Pehok”. Setelah dewasa, Pucook Sulooh dinobatkan sebagai Raja Tamiang dengan gelar “Pucook Sulooh Raja Te-Miyang” yang artinya “seorang raja yang ditemukan di rumpun rebong, tetapi tidak terkena gatal-gatal atau kebal gatal”.
Menurut sumber lain, kata Tamiang berasal dari kata “Da Miang”. Sejarah menunjukkan keberadaan wilayah Tamiang melalui prasasti Sriwijaya. Demikian pula, sebuah sastra tulis Cina oleh Wee Pei Shih mencatat keberadaan negeri Kan Pei Chiang (Tamiang), atau Tumihang, dalam Kitab Negara Kertagama. Wilayah ini juga dikenal sebagai Bumi Muda Sedia, diambil dari nama Raja Muda Sedia, yang memerintah wilayah itu selama enam tahun (1330-1336). Saat itu, raja menerima cap Sikureung dan hak Tumpang Gantung dari Sultan Aceh atas wilayah Karang dan Kejuruan Muda saat itu. Secara rinci, data tentang Kerajaan Tamiang setidaknya termaktub dalam:
- Prasasti Sriwijaya yang diterjemahkan oleh Prof. Nilkanta Sastri dalam The Great Tamralingga (capable of) Strong Action in dangerous Battle (Moh. Said, 1961: 36).
- Data Tiongkok Kuno yang ditata kembali oleh I.V. Millis, 1973(dalam buku Wee Pei Shih), halaman 24, tercatat tanah Kan Pei Chiang (Tamiang), yang berjarak 5 km (35 mil) dari Diamond Point (Posri).
- Kerajaan Islam Tamiang dalam The Rushinuddin’s Geographical Notices (1310 M).
- Tercatat sebagai “Tumihang” dalam syair 13 buku Nagara Kertagama (M. Yamin, 1946: 51).
- Benda peninggalan budaya yang ditemukan di situs Tamiang (ditemukan oleh T. Yakob, Meer Muhr, dan Sartono, dkk).
Sehubungan dengan data tersebut dan ditambah dengan penelitian terhadap penemuan fosil bersejarah, maka nama Tamiang dijadikan sebagai usulan untuk pemekaran status wilayah Pembantu Bupati Aceh Aceh Timur Wilayah-III, yang meliputi wilayah bekas Kewedanaan Tamiang.
Batas Wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa di sebelah utara
- Berbatasan dengan Kabupaten Langkat (Provinsi Sumatra Utara) dan Selat Malaka di sebelah timur
- Berbatasan dengan Kabupaten Langkat (Provinsi Sumatra Utara) dan Kabupaten Gayo Lues di sebelah selatan
- Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Gayo Lues di sebelah barat
Demografi
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan pecahan dari Kabupaten Aceh Timur dan merupakan satu-satunya wilayah di Aceh yang mayoritasnya adalah etnis Melayu. Suku Aceh membentuk suku terbesar kedua di daerah tersebut. Selain kedua suku tersebut, suku Jawa dan Batak juga banyak dijumpai di daerah tersebut. Sementara itu, Ada Suku Gayo, Suku Alas, dan Suku Karo di daerah hulu.
Ekonomi
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan wilayah yang kaya akan minyak dan gas, meski tidak sebanyak dan sebesar wilayah Aceh Utara, kawasan ini juga merupakan salah satu sentra perkebunan kelapa sawit di Aceh. Selain itu, Aceh Tamiang juga mengandalkan sektor transportasi karena posisinya yang strategis, dan transportasi air merupakan pilihan primadona alternatif karena kabupaten ini dialirir oleh dua sungai besar yaitu Sungai Tamiang (terbagi menjadi Simpang Kiri dan Simpang Kanan) dan Sungai Kaloy. Kabupaten Aceh Tamiang juga mengandalkan pada sektor pertanian, manufaktur dan perdagangan.
Pariwisata
Kabupaten Aceh Tamiang memiliki beberapa tempat wisata yang menarik, diantaranya:
- Air Terjun Alur Batu
- Air Terjun Aras Sembilan
- Air Terjun Batu Gompak
- Air Terjun Bulutan
- Air Terjun Ekor Kuda
- Air Terjun Lubuk Aren
- Air Terjun Sangka Pane
- Air Terjun Seribu
- Air Terjun Sungai Bampo
- Air Terjun Tingkat Tujuh
- Bukit Kerang
- DAM
- Goa Angin
- Goa Gunung Pandan
- Goa Pintu Angin
- Goa Pintu Dinding
- Goa Pintu Janggut
- Goa Pintu Kuari
- Goa Sarang Burung Walet
- Istana Karang
- Istana Sungai Iyu
- Jati Kasih Sumber Air Panas
- Kelenteng Cina
- Kelenteng Gua
- Kolam Air Dingin Belerang
- Padang Savana
- Pantau Kuala Ketapang
- Pantai Kupang
- Pantai Pusung Siung
- Pemandian Batu Dinding
- Pemandian Batu Gantung Kemuning
- Pemandian Gunung Pandan
- Pemandian Kuala Parit
- Pemandian Mata Air Panas
- Pemandian Pantai Rini
- Pemandian Titi Biru
- Situs Bukit Kerang
- Situs Bukit Remis
- Tamsur Alur Biak
- TPI
- Wisata Hutan Manggrove