Logo Kabupaten Aceh Tenggara, dan Biografi Lengkap
Kabupaten Aceh Tenggara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Pusat perekonomian dan pemerintahan berada di kota Kutacane, yang terdiri dari Pegunungan Gunung leuser, dengan daerah datar di lembah alas, dan berada di wilayah paling tenggara Aceh, yang berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Utara, kabupaten ini masuk kedalam daftar dataran tinggi Indonesia bernama “Dataran Tinggi Alas” dan merupakan kabupaten paling multikultural yang masih terjaga sampai saat ini. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 4.242,04 km² dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 227.456 jiwa.
Sejarah Kabupaten Aceh Tenggara
Dalam sejarah panjang pemerintahan Kabupaten Aceh Tenggara, berawal dari penyusunan pemerintahan di seluruh aceh pada awal tahun 1946 dengan mengelompokkan daerah-daerah di tengah Aceh, yaitu Takengon, Gayo Lues, dan Tanah Alas, menjadi satu keluhakan yang disebut Keluhakan Aceh Tengah. Ibukota keluhakan ini direncanakan akan digilir seriap enam bulan antara Takengon, Blangkejeren, dan Kutacane.
Jarak yang sangat jauh dan waktu yang sangat lama antara Kutacane Takengon, yaitu sekitar 250 km ditempuh dalam 5-8 hari berjalan kaki. Atau, jika menggunakan kendaraan, harus melewati Medan, Aceh Timur, dan Aceh Utara dengan jarak kurang lebih 850 km, menyebabkan pelaksanaan pemerintahan tidak berjalan dengan efektif, sehingga beberapa tokoh dari Sumatera Utara pada tanggal 21 September 1953 berusaha untuk memasukkan daerah Tanah Alas kedalam wilayah Sumatera Utara.
Namun upaya ini tidak mendapat dukungan dari masyarakat Tanah Alas dan mendapat perlawanan dari Daud Bereueh sebagai panglima militer Aceh. Hal ini mendorong pimpinan Tanah Alas dan Gayo Lues untuk membentuk kabupaten mereka sendiri, terpisah dari Kabupaten Aceh Tengah. Setelah perjuangan yang tak kenal lelah, akhirnya Wali Kota Syahadat berhasil membuat Pangkowilhan I Letjend. Koesno Oetomo untuk secara de facto mengakui Daerah Tanah Alas dan Gayo Lues menjadi Kabupaten Aceh Tenggara pada 14 November 1967.
Setelah berjuang selama 17 tahun sejak tahun 1956, akhirnya pada tahun 1974 pemerintah akhirnya menerbitkan UU No. 4/ tahun 1974 tentang pembentukan Kabupaten Aceh Tenggara dan peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri H.Amir Machmud pada tanggal 26 Juni tahun 1974 dalam suatu acara yang khidmat di Kutacane. Pada hari yang sama, Gubernur Daerah Istimewa Aceh A. Muzakkir Walad melantik Walikota Syahadat sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Aceh Tenggara. Pada tanggal 24 Juli 1975, Walikota Syahadat secara definitif diangkat sebagai Bupati pertama Aceh Tenggara.
Kemudian pada tanggal 10 April 2002, 57% wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dimekarkan dan dibentuklah Kabupaten Gayo Lues berdasarkan UU Nomor 4 tahun 2002.
Geografi
Wilayah Aceh tenggara berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues Aceh dan Kabupaten Langkat Sumatra Utara di bagian utara, berbatasan dengan Kabupaten Karo Sumatera Utara di bagian Timur, dengan Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Selatan di bagian selatan, dan di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan dan Kota Sulubussalam.
Demografi
Wilayah Aceh Tenggara lebih multikultural dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain di Aceh. Yakni didiami lebih dari 2 atau 3 suku yaitu; Suku Alas sebagai suku asli terbesar, disusul oleh suku Karo, Toba, Singkil, Minang, Gayo, Jawa, Pakpak, Angkola, Mandailing, Tionghoa, Aceh, dan Melayu.
Tempat Wisata Populer di Kabupaten Aceh Tenggara
Beberapa tempat wisata populer yang sering dikunjungi di Kabupaten Aceh Tenggara yaitu:
- Benteng Kuta Reh
- Air Terjun Pokhisen (Jambur Lateng)
- Jamur Mamang
- Taman Nasional Gunung Leuser
- Pantai Goyang
- Air Terjun Sampuran Manuk
- Pantai Barat
- Arung Jeram Sungai Alas
- Air Terjun Lawe Sikap Mbarung
- Pantai Timur
- Masjid Agung At-Taqwa
- Air Terjun Lawe Gurah (Simpur Jaya, Ketambe)
- Festival Seni Gayo-Alas
- Intan Waterboom
- Air Terjun Ketambe
- Bukit Cinta (Bukit Mbarung)
- Pondok Jamniz
- Air Terjun Lawe Dua
- Pemandian Air Panas Lawe Ger-ger
- Pondok Wisata Batu Mbogoh
- Air Terjun Gulo
- Alas Hills (Bukit Mbarung)
- Pemandian Air Panas Uning
- Air Terjun Bakbahu (Deleng Pokhisen)